Dalam ajang Program Kreativitas Mahasiswa Karsa Cipta (PKM-KC), Nur Aufa, mahasiswa dari program studi Teknik Telekomunikasi, menghadirkan sebuah inovasi menarik yang bertujuan untuk membantu meningkatkan kualitas gizi masyarakat Indonesia. Inovasi tersebut berupa alat pendeteksi kualitas telur, sebuah instrumen sederhana namun fungsional yang dirancang untuk menilai mutu telur secara praktis dan efisien.

Telur dikenal sebagai sumber protein hewani yang mudah diakses oleh berbagai lapisan masyarakat. Namun, tidak semua telur yang beredar memiliki kualitas baik, dan konsumsi telur dengan kualitas rendah bisa berdampak pada asupan gizi yang diterima. Melihat permasalahan tersebut, Nur Aufa melalui proyek PKM-KC berinisiatif menciptakan alat yang mampu membedakan telur berkualitas baik dan buruk secara otomatis.

Cara kerja alat ini cukup sederhana. Telur yang ingin diperiksa diletakkan pada alat, lalu sensor LDR (Light Dependent Resistor) akan membaca intensitas cahaya yang menembus cangkang telur. Sebagai pendukung, digunakan pula lampu eksternal untuk menerangi telur guna memaksimalkan proses pendeteksian. Berdasarkan data dari sensor, sistem akan mengidentifikasi kualitas telur. Jika sudah terdeteksi, servo motor akan secara otomatis mendorong telur ke arah yang sesuai, tergantung pada hasil penilaiannya—baik atau buruk.

Inovasi ini merupakan bentuk nyata dari kepedulian Nur Aufa terhadap isu ketahanan pangan dan gizi masyarakat. Dengan pendekatan teknologi yang sederhana dan terjangkau, alat ini memiliki potensi untuk diterapkan di berbagai sektor, mulai dari rumah tangga, peternakan, hingga industri makanan.

Melalui proyek ini, Nur Aufa tidak hanya menunjukkan kemampuannya dalam bidang teknik, tetapi juga kontribusi aktifnya dalam mencari solusi atas permasalahan nyata di masyarakat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Open chat
Hai 👋
Ada yang bisa kami bantu?